Selasa, 03/03/2015 06:42 WIB
Lagi, Ahok versus DPRD DKI
Jakarta - Takdir Ahok dan DPRD DKI, agaknya, terus
berseteru. Mereka tak akan pernah bertemu. Episode terbaru perseteruan
adalah penggunaan hak angket oleh DPRD DKI, yang telah disetujui dalam
Rapat Paripurna DPRD DKI, Kamis, 26 Februari 2015.
Hak angket
diajukan karena Ahok, panggilan akrab Gubernur DKI Basuki Tjahaja
Purnama, dianggap melakukan pelanggaran serius, yaitu menyerahkan kepada
Menteri Dalam Negeri Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD DKI 2015
tanpa persetujuan DPRD. Paling tidak, begitulah klaim DPRD DKI.
Dari
pihak Ahok lain lagi. Menurut Ahok, tidak benar ia menyampaikan RAPBD
yang tidak disepakati. “Yang benar, DPRD tidak berhasil memaksa kami
memasukkan anggaran yang tidak masuk akal. Lalu mereka membuat sendiri
APBD tanpa SKPD (satuan kerja pemerintah daerah) kami.” Konfirmasi Ahok
kepada saya kemarin (1/3/15).
Ahok menyatakan bahwa yang ia
sampaikan adalah RAPBD yang telah disetujui DPRD, sedangkan yang diklaim
sebagai versi resmi DPRD tersebut adalah buatan DPRD DKI sendiri tanpa
kehadiran SKPD. Versi DPRD inilah yang dituding memunculkan dana siluman
hingga Rp 12,1 triliun, angka yang tentu saja sangat tidak kecil.
Siapa
yang benar, siapa yang berbohong? Harus diakui, sentimen publik saat
ini lebih mempercayai Ahok. Gerakan “save Ahok” menjadi trending topic
dan geliat masyarakat, terutama warga DKI. Mirip seperti perseteruan
KPK-Polri, sentimen publik selalu berada di sisi KPK.
Ahok dan
KPK adalah soal kepercayaan (trust). Tidak dipaksakan, apalagi
digerakkan. Hal ini membuktikan bahwa rasionalitas publik selalu
menginginkan pemimpin yang bersih dan antikorupsi.
Terlepas
‘cuap-cuap’ ala Ahok yang sering memerahkan telinga, mantan Bupati
Belitung Timur itu masih menjadi harapan bagi warga Jakarta. Sama
seperti KPK yang menjadi harapan bagi pemberantasan korupsi .
Opini :
Ya ! Saya setuju dengan pendapat Gubernur DKI alias AHOK, karena muncul kasus korupsi yang tidak kecil nilainya.Kasus itu harus cepat di selesaikan oleh KPK dan lembaga-lembaga lainnya untuk membantu menyelesaikan kasus ini .Supaya DKI bebas dari korupsi.(sedikit opini dari saya...Terimakasih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar